SANG LEGENDA YANG KINI PIALANYA DIPEREBUTKAN

SANG LEGENDA

Siapa yang tak kenal Herman Joseph Gadi Djou atau biasa di kenal Ema Gadi Djou.  Putra  Ndona yang pernah menjadi Bupati Ende tahun 1973  dan sosok yang peduli dengan pendidikan dan  memotori berdirinya Universitas Flores.

Ternyata dibalik sosok pemimpin pamong praja dan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan Ema Gadi Djou merupakan sosok  yang juga hobi dan peduli pada dunia olahraga khususunya sepak bola. Sepak bola bukan sekedar hobi bagi Ema Gadi Djou tapi ia  juga merupakan salah satu pemain yang hebat.

Menurut Bapak Yusuf Sumbi Ado, Ema Ketika  masih Sekolah Rakyat di Radawuwu (Ndona) Ia hebat bermain bola (Sang Visioer :48). Hal tersebut berlanjut hingga ia Sekolah di SMP Ndao dan SMA Syuradikara.

Sebagaimana dikisahkan oleh Bapak Yohanes Wadhi. Kami sudah berteman sejak masih sekolah di VVS (Verolg School) Ndona tahun 1947. Setelah tamat kami berpisah dan Tahun 1954 kami bertemu lagi di ende dilapangan Perse. Ema Sebagai pemain depan dan saya sebagai kiper SGA dari Ndao…( Sang Visioer : 143).

Ketika berlibur dari Sekolah di pertengahan jalan menuju Wolowaru Ema Gadi Djou dan Yosep Wadhi pernah berhenti dilapangan Sepak Bola Detusoko dan bermain sepak bola melawan kesebelasan Detusoko.

Ketika kuliah, Ema Gadi Djou merupakan salah satu pemain klub PSIM Mataram-Yogya. Rektor Uniflor Prof. Steph Djawanai pernah mempunyai pengalaman yang berkesan terhadap sosok Ema Gadi Djou. Suatu waktu mereka menonton bola di stadion Kridosono Jogja. Ketika masuk stadion, petugas menanyakan karcis masuk. Namun pimpinan rombongan menjawab bahwa kami adik-adiknya Ema dan membawa perlengkapan  main bolanya. Heran bin ajaib kami boleh masuk. Rupanya nama Kak Ema itu sudah terkenal ((Sang Visioer : X).

Sebagai pemain bola, nama Ema Gadi Djou tidak hanya di kenal di Jogja namun juga hingga ke Sulawesi Selatan. Suatu saat ketika Ema Gadi Djou sudah menjadi Bupati, Ibu Mia Gadi Djou  (istri Ema Gadi Djou) bersama rombongan TPPKK Prop. NTT melakukan studi banding ke Sulawesi Selatan. Ketika Ibu Nafsih Mboy memperkenalkan anggota rombongan dan begitu nama Bupati Ende Herman Josep Gadi Djou di sebut dari kalangan pennonton berteriak “hoi herman”, ada juga yang berteriak “Gadi Djou..Gadi Djou”, dan ramai-ramai mereka menyalami saya. Rupanya nama Ema Gadi Djou sudah dikenal di Sulawesi Selatan karena ia pernah bermain bola kaki di Sulawesi Selatan bersama team mahasiswa Sulawesi Selatan saat masih kuliah (Sang Visioer : 28)

Kesaksian lain juga di utarakan oleh H. Musa Djamal, Ia pernah menasehati Musa Djamal yang saat itu menempuh pendidikan APDN namun juga hobi bermain bola kaki. Ema Gadi Djou mencotohi dirinya pada Musa Djamal, bahwa pada saat ia Kuliah di UGM, gelar S1 tertunda terus karena terlalu mengkuti Turnamen Sepak Bola dan meninggalkan kuliah.

Beliau sangat mencintai olahraga terutama bola kaki. Karena sangat cintanya pada sepak bola, sekitar 80% pemain Perse direkrut menjadi PNS, menyebabkan Perse Ende sangat diseganai dalam kancah sepak bola di NTT sehingga julukan yang diberikan kepada beliau adalah Bupati Gila Bola. Akan tetapi ada hal yang sangat unik, kalau Perse kalah bapak selalu menangis. (Sang Visioer : 74-75).

Inilah sekelumit napak tilas hoby Sepak Bola (alm) Bapak Ema Gadi Djou yang kini turnamen bertitel namanya menggema se antero NTT bahkan hingga luar NTT. Namun nilai terpenting dari turnamen EMA GADI DJOU CUP tersebut bukan soal besarnya hadiah atau tropi yang diperebutkan namun semangat dan motivasi bagi kaum muda untuk menjadi seorang pemain hebat.

Sumber Pustaka ; Disarikan dari; 75 Tahun, SANG VISIONER, H.J. GADI DJOU-(Pan. Harlah. H.J Gadi Djou-Ombak-Yogyakarta-2012)

 

 

Tinggalkan komentar